Sekunder Gude-Ploso Jadi Saluran Limbah

Masuk musim kemarau, suasana saluran air Gude-Ploso sepanjang Sambongdukuh sampai Tembelang, tampak tak elok dipandang. Selain air berwarna putih, bau menyengat juga menyeruak berasal dari saluran ini.

Seperti terlihat sampai Jumat (12/8) pagi, suasana saluran terlalu memprihatinkan. Airnya tak lagi jernih ataupun kecokelatan.

Saluran air berwarna putih pekat. Kondisi terpantau terjadi menjadi simpang empat Sambongdukuh sampai Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang. “Sekitar sebulan terakhir ini, kadang waktu menjadi hitam, kadang waktu putih begini,” ucap Lukman Hakim, 35, warga setempat.

Selain warnanya yang berubah, alisan sungai ini juga berbau menyengat. Terlebih di lebih dari satu bendungan di sepanjang aliran.

 “Parah jikalau pagi, berasal dari lebih dari satu puluh meter tercium bau busuk. Apalagi jikalau di dam, tambah parah,” lanjutnya.

Kondisi itu lantaran air tak lagi mengalir lancar di saluran sekunder. Hingga yang tersisa hanya limbah yang dibuang warga juga perusahaan di sepanjang aliran dengan menggunakan alat seadanya. “Airnya kayaknya tidak tersedia berasal dari atas, jadinya begini. Jadi saluran limbah, bukan saluran air lagi,” tegasnya.

Mungkin anda berminat: Flow Meter Air Limbah

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUPR Bayu Pancoroadi melalui Sulton, Kabid Sumber Daya Air tak menolak suasana itu. Menurutnya, di dalam lebih dari satu minggu terkhir suasana sejumlah saluran di Jombang sebetulnya tak baik.

“Termasuk di Gude Ploso, dikarenakan sebetulnya debitnya kecil, agar yang tersisa ya limbah yang mengalir,” ungkapnya.

Debit air yang kecil dikarenakan lebih dari satu hal. Selain debit air di hulu yang terbatas dikarenakan musim kemarau, lebih dari satu proyek yang  terjadi membawa dampak air tak sanggup mengalir normal. “Air berasal dari hulu kecil, tak hanya itu di hulu Gude Ploso juga tersedia proyek saluran yang crossing, agar air perlu diatur agar tidak terlalu tinggi,” imbuhnya.

Sulton menyebut, limbah itu adalah buangan berasal dari sejumlah industri di kurang lebih sungai. Ditambah limbah tempat tinggal tangga yang masih saja mengarahkan salurannya ke sekunder Gude Ploso.  “Sudah sempat digelontor air berasal dari atas lebih dari satu hari lalu, tapi ya itu, dikarenakan tidak sanggup terus, jadinya sementara air habis, lagi lagi,” pungkas dia